Sabtu, 01 November 2008

Nelayan Santai

Seorang turis lokal sedang berjalan di pinggir pantai dan melihat seorang nelayan sedang duduk. Sang turis lokal bertanya pada sang nelayan : "Mengapa Bapak tidak melaut?"
"Untuk apa?" tanya sang nelayan
"Supaya Bapak punya uang untuk membeli jala supaya Bapak bisa dapat ikan lebih banyak lagi." jawab sang turis.
"Untuk apa?" tanya sang nelayan.
"Supaya Bapak bisa membeli perahu motor dan bisa dapat ikan lebih banyak lagi"
"Untuk apa?"
"Supaya Bapak bisa membeli perahu besar dan bisa dapat ikan yang lebih banyak lagi"
"Untuk apa?"
"Kalau sudah begitu, Bapak bisa santai"
"Justru saat ini saya sedang santai." jawab sang nelayan dengan kalem.
Terkadang kita lupa dengan tujuan kita untuk melakukan sesuatu. Banyak orang bekerja siang malam cari uang, bahkan lupa makan. Setelah mendapatkan uang tersebut apa yang terjadi? Uang tersebut digunakan untuk menginap di hotel mahal atau villa dengan harga jutaan rupiah cuma buat berlibur sehari. Salam....

Sabtu, 18 Oktober 2008

Analogi Ulat Bulu

Pernah lihat ulat bulu? Sepertinya semua orang akan mengangguk, ada yang merinding, ada geli membayangkan bentuk ulat tersebut, bahkan mungkin ada yang muntah karena phobia. Memang tidak ada orang yang suka dengan keberadaan ulat bulu. Bentuknya jelek, menjijikkan, tidak ada yang mau menyentuh karena beracun, memakan semua daun tumbuhan. Tapi pernahkah anda pikirkan bahwa hidup kita sangat mirip dengan ulat bulu tersebut? Ketika kita masih manusia biasa, kita seperti ulat bulu tersebut. Jelek, menjijikkan, tidak tersentuh (oleh keadilan dan kemakmuran), memakan segalanya (karena gak ada pilihan). Tapi jangan khawatir, sang ulat bulu akan menjalani fase kepompong hingga menjadi kupu-kupu yang sangat indah. Dan tahukah anda, ketika kita telah menjadi kupu-kupu, semua orang akan melihat kita dengan senang hati, menganggap kita sebagai tanda adanya tamu (perhatikan jika kupu-kupu masuk ke rumah), atau bahkan mungkin kita akan berteriak kecil ketika sang kupu-kupu hinggap di tubuh kita. Jika anda saat ini masih "ulat bulu", tenanglah ikuti saja kehidupan ulat bulu seperti berikut ini :
  1. Makan saja apa yang tersedia. Karena jika anda telah menjadi kupu-kupu maka anda hanya bisa makan dari "madu" di bunga.
  2. Jangan heran jika banyak orang kurang bersahabat dengan anda atau bahkan membenci anda, karena mereka akan terpesona melihat anda ketika anda telah menjadi kupu-kupu.
  3. Perbanyak "makan" karena pada fase kepompong anda hanya boleh diam.

Salam.

Three Little Birds

Pernah nonton film I am Legend yang dibintangi oleh aktor negro ganteng Will Smith? Ada yang menarik dari film tersebut yaitu lagu (mungkin theme song) yang dimainkan adalah Three Little Birds dari sang legenda Bob Marley. Ternyata lagu tersebut juga dipakai di film A Shark Tale (film animasi) yang juga dibintangi oleh Will Smith. Jadi penasaran dengan lirik tersebut, cari sana-sini, ternyata memang liriknya cukup menyentuh. Coba simak "Don't worry about a thing, every little thing gonna be alright". Jangan khawatir tentang sesuatu, setiap hal kecil akan baik-baik saja. Mungkin seperti itu yang dimaksud (maklum English ku masih kacau). Sederhananya Bob Marley mengatakan untuk tidak terlalu khawatir karena semua itu hanya hal-hal sederhana yang pasti bisa diselesaikan. Ternyata kalau dipikir-pikir, memang semua hal itu natural dan sederhana. Banyak diantara kita terlalu menganggap suatu masalah sebagai bencana, padahal jika dianalisa semuanya sederhana saja. Jika anda punya masalah coba anda dengar lagu ini, dan anda renungkan masalah anda, mudah-mudahan membantu.

Selasa, 27 Mei 2008

Mengatasi Masalah

Alkisah, pada zaman dahulu kala terdapat dua orang pemuda yang sangat ingin menjadi seorang pandai besi. Pada zaman itu pandai besi adalah profesi yang bergengsi. Maka kedua pemuda itu sepakat untuk pergi berguru kepada seorang ahli pandai besi. Kedua pemuda itu berangkat dari kampungnya menuju padepokan ahli pandai besi tersebut yang jauhnya tiga hari perjalanan. Setelah sampai maka mereka meminta untuk dijadikan murid sang ahli pandai besi tersebut. Sang ahli pandai besi tentunya tidak mau menerima sembarang murid maka dia menguji kedua pemuda tersebut. Sang ahli mengeluarkan dua buah besi plat (besi berbentuk persegi panjang) sebesar meja dan dua buah palu besi. Sang ahli berkata "Coba masing-masing kalian potong besi plat tersebut menggunakan palu itu". Kedua pemuda tersebut dengan semangat yang tinggi mencoba memukul-mukul besi tersebut dengan palu untuk memotong besi plat tersebut. Setelah sekian lama, pemuda pertama mendatangi sang ahli dan berkata "Tuan, besi plat tersebut sulit sekali dipotong karena keras sekali. Adakah besi plat yang lebih lembek?". Sang ahli tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya. Tak berapa lama pemuda kedua mendatangi sang ahli dan berkata "Tuan, adakah palu yang lebih keras lagi? Sebentar lagi saya pasti memotong besi plat tersebut!".
Dalam menghadapi suatu permasalahan, kita sering menganggap permasalahan tersebut tidak akan bisa kita selesaikan. Kita cenderung menghindari masalah tersebut, atau yang lebih parah kita malah menyerah pada masalah tersebut. Pemuda kedua tahu bahwa besi plat tersebut sulit untuk dipotong, tapi dia tahu bahwa besi plat tersebut pasti bisa dipotong.
Pada suatu pertandingan golf, cuaca sangat buruk. Seluruh pemain golf tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya, termasuk sang legenda Tiger Wood. Setelah pertandingan selesai maka beberapa pemain golf tersebut diwawancarai. Beberapa pemain golf mengeluhkan cuaca yang begitu buruk, lapangan yang terasa tidak mendukung karena cuaca tersebut, tetapi apakah jawaban sang legenda. Dia menjawab dengan jawaban sederhana, kira-kira begini : "Rasanya saya ingin bermain sekali lagi di cuaca seperti ini, saya ingin mengalahkan cuaca ini."
Seorang yang ingin maju tidak pernah menyalahkan cuaca, orang lain, kesehatan apalagi takdir.

Rabu, 14 Mei 2008

SMS Berantai

Dulu kita pernah mengenal Surat Berantai. Sekarang karena kemajuan teknologi komunikasi, surat sudah mulai kurang pemakaiannya. Surat sudah berganti menjadi e-mail, MMS, SMS bahkan mungkin lebih enak telpon aja langsung, toh sekarang tarif telpon semakin murah. Semakin canggihnya teknologi komunikasi ini juga tetap dimanfaatkan oleh orang-orang iseng yang (dulu) suka membuat Surat Berantai tersebut. Selanjutnya...Mungkin anda pernah atau bahkan sering menerima SMS yang berbunyi "...... kirimkan SMS ini ke 10 teman maka pulsa anda akan terisi Rp. 50.000,- secara otomatis" atau ".... kirimkan SMS ini ke 10 teman anda maka anda akan mendapatkan keajaiban." dan embel-embel lainnya yang memaksa kita untuk mengirimkan SMS tersebut. Bahkan ada yang mengancam bahwa kita akan mendapatkan musibah bila kita tidak meneruskan SMS tersebut. Kalau kita pikir lagi, sebenarnya apa keuntungan dan siapa pembuat awal SMS tersebut? Bila ditelusuri, sebenarnya pembuat awal dari SMS berantai tersebut ada 2 macam. Pertama adalah orang iseng yang emang lagi gak punya kerjaan dan gak mikir kalo isengnya itu membawa dampak bagi orang lain. Kedua adalah orang yang memang benar-benar punya kepentingan di dalamnya. Pihak tersebut juga punya kepentingan yang berbeda-beda. Ada yang memanfaatkan moment tertentu, seperti baru-baru ini sehubungan dengan kematian mantan Presiden Soeharto. Saya pribadi mendapat SMS yang isinya permintaan maaf beliau melalui anaknya dan meminta saya untuk mengirim SMS tersebut ke 10 teman saya dan saya akan mendapat pulsa sebanyak Rp. 75.000,-. Mulanya saya tergoda untuk mengikuti isi SMS tersebut. Tapi setelah saya pikir, koq iya mereka (pengirim awal atau dalam hal ini anak dari Pak Harto) bisa tau isi SMS yang saya kirim ke 10 orang teman saya tersebut? Trus kalo mereka bisa mengetahui isi SMS saya, berarti selama ini SMS saya telah mereka periksa satu persatu, yang artinya SMS saya sebelum sampai di tangan penerima telah dibaca oleh mereka? Where is the privacy? Sepertinya hal itu tidak mungkin. Kalau 1juta orang pengguna ponsel mengikuti isi SMS tersebut dalam 1 hari maka mereka harus mengeluarkan uang sebesar 1.000.000 x Rp. 75.000,- = Rp. 75.000.000.000,-. Wow, sepertinya bukan uang yang sedikit. Apakah mungkin ada orang yang bersedia mengeluarkan uang sebanyak itu? Itu kalau yang berpartisipasi cuma 1juta orang, gimana kalo semua pemilik HP mengikutinya? Katakanlah pengguna HP saat ini 100.000.000 orang, maka uang yang harus disiapkan adalah 100.000.000 x Rp. 75.000,- = Rp. 7.500.000.000.000,- Fantastis! Cuma untuk sebuah permintaan maaf. Bukankah lebih irit pake media TV? Sekarang kita lihat dari sudut yang lain. Coba tebak pihak mana yang diuntungkan bila kita mengirim sebuah SMS? Yup, benar sekali, penyedia layanan SMS tersebutlah yang diuntungkan. Silahkan anda hitung sendiri berapa uang yang mereka terima jika ada 1juta orang yang mengirim SMS tersebut. Saya tidak akan menyebutkan bahwa mereka dengan sengaja mengarang SMS tersebut untuk meraup keuntungan. Tapi alangkah baiknya jika kita lebih teliti dalam hal ini. Bisa jadi itu cuma kerjaan orang iseng. So, silahkan memilih.
Berpikir Logis dan Memilih Sudut Pandang Berbeda.

Selasa, 29 April 2008

Menelan Kekecewaan

Pernahkah anda merasa kecewa? Jangan pernah bilang tidak. Semua orang pernah mengalami kekecewaan. Dan disadari atau tidak, setiap hari kita dikecewakan. Contoh sederhana kita ambil disaat kita akan berangkat untuk beraktivitas di pagi hari. Sarapan yang kurang enak, tidur yang kurang nyenyak, air mandi yang dingin dll sebenarnya adalah sesuatu yang mengecewakan. Tapi seringkali hal itu tidak menjadi masalah besar bagi kita karena sudah sering terjadi.
Bagaimana dengan kekecewaan yang besar? Diputusin pacar, perceraian orang tua, dijauhi teman-teman dll. Biasanya hal itu bisa membuat orang bermuram durja, bahkan menjadi angkara murka. Kenapa? Karena ia tidak bisa menerima kekecewaan tersebut. Bagaimana jika hal tersebut kita anggap sebagai suatu hal yang biasa? Diputusin pacar? Banyak orang malah jomblo sampai bertahun-tahun. Perceraian orang tua? Banyak orang malah tidak punya orang tua sama sekali. Dijauhi teman? Mendingan gak punya teman daripada punya teman tapi cuma mau dekat kalo kita lagi senang atau gak punya problem.
So? It's only about how we can accept it! Seberapa besar hati kita menerima kekecewaan itu. Gak ada hal yang penting banget untuk dikecewain. Semua sebenarnya biasa aja.
But it's hurt... Memang menyakitkan. Sedih sih boleh aja, berduka juga gak apa-apa. Nangis? Kalo gak malu n gak sampe meraung-raung.
Kekecewaan terbesar adalah ketika kekecewaan itu mengecewakan kita. (Langit Raya)